Fakta memilukan dari industri perikanan di Indonesia adalah banyaknya ikan yang ditangkap oleh nelayan lokal yang tidak sampai di piring kita. Hingga 40% dari tangkapan ikan terbuang akibat pengelolaan yang kurang baik, jumlah ini menimbulkan kerugian yang mencapai nilai Rp 104 triliun per tahun bagi Indonesia. Apa penyebabnya?
Ikan sebagai komoditas pangan yang mudah rusak sering kehilangan kualitas karena proses penangkapan, penyimpanan, dan distribusi yang tidak memadai. Nelayan kerap membuang sebagian hasil tangkapan untuk memberi ruang bagi ikan bernilai lebih tinggi, selama di kapal ikan sering direndam terlalu lama. Saat pendaratan, masih banyak ikan dibongkar di dermaga tanpa atap. Semua faktor ini membuat banyak ikan terpaksa dibuang karena kualitas terlalu rendah. Secara keseluruhan, praktik penangkapan yang buruk menyumbang 8,2% dari total pangan laut terbuang di Indonesia, diikuti oleh kelemahan dalam transportasi dan penyimpanan sebesar 6%, kurangnya standar pengolahan dan pengemasan 9%, serta masalah jaringan distribusi 15%.
Permasalahan hasil laut yang terbuang ini semakin kompleks ketika melihat kondisi sosial-ekonomi masyarakat pesisir. Sebagai produsen utama ikan lokal, tiap keluarga masih bergantung pada penghasilan suami sebagai nelayan yang tidak menentu. Ketergantungan pada satu sumber pendapatan ini membuat keluarga nelayan rentan secara ekonomi, terutama ketika hasil tangkapan menurun atau harga pasar jatuh.
Menyadari urgensi permasalahan ganda ini, PT Mataram Paint (EMCO) mengambil inisiatif untuk memberdayakan ibu-ibu di daerah pesisir melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang fokus pada pelatihan pengolahan hasil laut. Program ini diharapkan dapat memberikan alternatif sumber pendapatan tambahan bagi keluarga nelayan, sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan ikan yang selama ini terbuang percuma ketika tidak langsung terjual dalam kondisi segar. Melalui pelatihan intensif, para peserta diajarkan teknik mengolah hasil laut menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, sehingga ikan tidak harus dijual segar saja tapi juga dapat diolah menjadi produk bernilai tambah, sekaligus membuka peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Program Pelatihan Pengolahan Hasil Laut

PT Mataram Paint menginisiasi pelatihan pengolahan hasil laut sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat pesisir di daerah Prigi, Kabupaten Trenggalek pada 22 Juli 2019 silam. Pelatihan yang melibatkan 20 peserta ibu rumah tangga dari keluarga nelayan ini difokuskan pada pembuatan keripik berbahan hasil laut dengan harapan dapat berkembang menjadi UMKM. Para peserta diajarkan teknik dasar pengolahan mulai dari pemilihan bahan baku berkualitas, proses pengolahan higienis, hingga teknik pengemasan menarik melalui metode praktik langsung.
Program CSR EMCO menunjukkan komitmen pemberdayaan masyarakat dengan menyediakan dukungan penuh berupa tenaga ahli berpengalaman. Meskipun belum mendapat dukungan langsung pemerintah setempat, EMCO bekerjasama dengan Kolam Ikan Creative Communication memfasilitasi seluruh kebutuhan pelatihan, termasuk menyediakan instruktur profesional Ibu Irayati. Instruktur inspiratif asal Madura ini merupakan pelaku UMKM sukses dengan produk unggulan Rengginang Kepiting dan Terasi bubuk, memberikan motivasi langsung bagi peserta untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dalam memulai usaha kecil-kecilan.
Dampak Program Pelatihan

Harapan dari program ini adalah membantu keluarga nelayan agar tidak bergantung pada penghasilan hasil tangkapan suami, yang hanya dapat melaut selama lima bulan di musim panen. Saat musim paceklik tiba, para nelayan terpaksa mencari pekerjaan lain seperti menjadi kuli bangunan atau berladang. Sayangnya, penghasilan dari pekerjaan tersebut sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Kegiatan ini mendapatkan respon baik dari masyarakat yang mengikuti pelatihan. “Saya senang sekali dengan pelatihan ini. Saya memang ingin membuka usaha kuliner. Semoga bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarga saya nantinya,” ungkap Nurhidayati, salah seorang peserta workshop.
Manajemen EMCO juga puas dengan hasil kegiatan pelatihan ini melihat antusiasme peserta. Meskipun belum ada data konkret mengenai peningkatan pendapatan, antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan menunjukkan potensi besar untuk pengembangan ekonomi lokal.
Komitmen Berkelanjutan untuk Masyarakat Pesisir
EMCO memahami bahwa pemberdayaan masyarakat memerlukan pendekatan yang berkelanjutan, bukan sekadar program sekali jalan. Meskipun program lanjutan belum terealisasi, perusahaan terus mengevaluasi dampak yang telah dicapai sebagai dasar pengembangan ke depan. EMCO berharap dapat menghadirkan pelatihan lanjutan yang tidak hanya berfokus pada pengolahan hasil laut, tetapi juga mencakup strategi pemasaran dan distribusi produk, guna membangun ekosistem pemberdayaan ekonomi yang lengkap, mulai dari produksi hingga akses pasar.
Perusahaan juga mendorong masyarakat pesisir untuk terus mengasah keterampilan yang telah diperoleh dan siap mendukung inisiatif serupa di masa mendatang. Melalui langkah ini, EMCO menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program CSR yang tepat sasaran, terukur, dan berkesinambungan.


